Cara menerapkan Kerangka berfikir dan Kerangka teori
Artikel ini sebenarnya mencoba menjelaskan kembali apa itu "kerangka berfikir" atau yang lebih dikenal sebagai "kerangka pikir" dan "kerangka teori" dalam penerapannya di skripsi, thesis atau disertasi. Sebenarnya ada beberapa asumsi yang mana sudah diketahui oleh beberapa pelaku penelitian. Asumsi yang dimaksud tidak memiliki sebuah rasionalitas melainkan relasi sederhana, sepertin contohnya penelitian kualitatif menggunakan istilah "kerangka teori" sedangkan dalam penelitian kuantitatif menggunakan "kerangka pikir". Ketika ditanyakan, hal itu hanya menunjukan bahwa urutan variabel lebih cocok jika menggunakan penggambaran kerangka pikir. akan tetapi hal itu hendak menunjukan secara tidak langsung bahwa kerang teori tidak berurut atau tidak cocok dalam kuantitatif. Pada dalam penerapan gagasan framework, dapat digunakan di kedua jenis penelitian.
Penjelasan berikut ini sangatlah mudah dipahami sehingga bisa diterapkan lebih rasional dan logis. Kita bermula dengan konsep "how it works ?" atau bagaiaman sesuatu itu bekerja yang menunjukan mekanisme atau cara kerja sesuatu. Pada umumnya, cara kerja ini menunjukan mesin atau biasanya sebuah alat yang digunakan dalam keseharian seperti mobil, motor, komputer dan lain lain. "Cara kerja" sebenarnya menunjukan gagasan "kerangka kerja" yang mana menunjukan alur pemikiran juga. cara membedakan antara alur kerja dalam "kerangka berfikir" dengan "kerangka teori" terletak pada peruntukannya, keduanya sama sama terjadi dalam bentuk abstrak. Kerangka teori diperuntukan dalam rangka pengajuan teori yang telah disimpulkan dari penelitian. Boleh boleh saja, teori ini diajukan pada awal penelitian yang kemudian namanya adalah "hipotesis". Teori yang diajukan di awal, adalah hipotesis yang bersumber dari penelitian-penelitian sebelumnya, akan tetapi agar tidak membingungkan maka kesimpulan dari penelitian-penelitian ini biasanya hanya disebut sebagai "kesimpulan awal" atau "asumsi sementara" , atau "kesimpulan pra-penelitian".
Kerangka pikir adalah menunjukan cara pikir atau cara kerja peneliti terkait teori dan konsep yang digunakan atau metodologi. Kerangka pikir ini menunjukan rencana atau langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian, maka ada judul, ada permasalahan, lalu dalam menjawab permasalahn itu menggunakan teori dan konsep yang dikembangkan sebagai cara menjawab permasalahan, dan terakhir metodologi dibuat sebagai keterkaitan antara penyelesaian masalah dengan teori yang diajukan.
Cara kerja bisa saja menunjukan alur pikiran penelitian dan juga alur pemikiran teori.
contoh bagaimana teori / konsep yang digunakan dalam penelitian ilmu komunikasi : yaitu dalam sebuah fenomena sosial maka tersimpan permasalahan yang bisa dijawab melalui teori semiotika Barthes. Cara kerja atau alur pemikiran teori Barthes menjelaskan bagaiman sebuah simbol mengandung makna sebenarnya dan makna ungkapan yang menanamkan sebuah kepercayaan. Maka foto anak Afrika (Aljazair) yang sedang melakukan hormat dengan seragam tentara perancis ini menanamkan kepercayaan bahwa bangsa Perancis itu besa dan patut dihormati, "French Empire" atau "Imperialisme Perancis" yang dianggap baik.
contoh bagaimana cara pikir atau cara kerja peneliti dalam penelitian ilmu komunikasi : yaitu dalam sebuah fenomena sosial terdapat latar belakang yang penting untuk dibahas. Berkaitan dengan pentingnya ini, adalah permasalahan maka dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Cara menjawab pertanyaan ini berkaitan dengan metodologi dan cara menggunakan teori / konsep. Asumsi awal boleh diajukan untuk kemudian diuji, lalu melalui pembahasan dan penelitian yang terkait analisis data maka dari situ boleh ditarik kesimpulan.
Kesinambungan antara cara kerja "alur pikiran penelitian" dan "alur pemikiran teori" bisa diterapkan dengan menggabungkan kedua penjelasan contoh diatas; Setelah dijelaskan kerangka teori Barthes tentang denotasi, konotasi dan mitos maka dapat digunakan untuk menjawab mitos yang timbul ditengah masyarakat seperti budaya patriarkis dimana nilai-nilai maskulinitas itu ditanamkan sebagai lelaki yang kuat, yang dominan, yang keras sehingga muncul pretensi bahwa semua lelaki harus seperti itu, padahal itu tidak benar karena sebatas kepercayaan saja. Ada lelaki yang tidak perlu menjalankan nilai-nilai seperti itu, bahkan lelaki mengalami tekanan akibat tuntutan tersebut.
Demikianlah penjelasan penerapan cara kerja atau cara berfikir yang dapat diterapkan dalam penelitian.
No comments