Laki laki yang tak berhenti menangis - Mathari
Review buku ini
Mencoba mengupas renungan - renungan yang sudah menjadi sebuah anekdot diantara para
santri. Buku ini merupakan kumpulan tulisan berupa cerita yang dikisahkan dengan sangat mengalir, sehingga pemahaman Islam yang santun, lembut, menghargai, menghormati, yang semuanya itu terangkum dalam napas rahmatanlilalamin, lebih mudah dicerna dan dipahami. Berbagai literatur pendukung dan kitab klasik yang diangkat sebagai pendukung, juga ditulis dan diupayakan tidak menggurui sehingga biasnya pemahaman dan tidak sampainya maksud bisa dihindari. Membaca
buku ini menyadarkan kita bahwa wajah Islam sesungguhnya bukanlah yang selalu keras, tak punya sopan santun, dan seringkali disampaikan terlewat keras, melainkan berporos pada kasih sayang.
Ada beberapa memang kisah-kisahnya yang berulang, terdapat dari beberapa buku lain dengan penulis yang sama namun tidak mengurangi esensi dari buku ini. Namun, bukan berarti jadi membosankan
bila membaca buku ini. Dalam buku ini kisah-kisah yang sering kita dapatkan diangkat dan disampaikan dengan cara yang berbeda. Inti dari cerita mungkin saja sama. Tapi, dengan penuturan yang berbeda, satu kisah dalam buku ini bisa saja mengantarkan kita pada berbagai kemungkinan pemahaman lain.
Jika kita juga memperhatiakan cerita-ceritya dalam buku ini, kita akan menemukan bahwa kisah-kisah di dalamnya adalah semacam kajian pustaka, yang memuat banyak kitab-kitab klasik dan buku-buku lainnya. Misalnya saja buku Syu’bah Asa, Tafsir Ayat-Ayat Sosial Politik, seringkali disebutkan dalam buku ini. Dan juga kitab Al Mawa’izihul ‘Usfuriyah atau Nasihat-Nasihat Burung Pipit para kiai
biasa menyebutnya “Kitab Usfuriyah”.
Kisah-kisah di dalam buku ini banyak bersumber dari kitab-kitab klasik dan kisah-kisah terdahulu,
dengan pengalaman yang segudang dan perenungan yang dalam. Misalnya saja tentang fitnah yang kian hari makin merajalela, bidah dan saling menyalahkan kian bersemi, kerukunan antarumat beragama semakin hari semakin menghawatirkan, tentang rasis, juga tentang penghormatan kepada ilmu pengetahuan, adab, dan penghargaan terhadap hak-hak minoritas.
Pada akhirnya, buku ini, sedikit banyak merangkum tema-tema kontekstual yang sering dihadapi. Untuk mendalaminya memang perlu banyak bahan bacaan dan sumber lagi, utamanya untuk
penguatan pegangan dari teks-teks agama dan dasar pengambilan keputusan atas apa yang dihadapi, tapi, membaca buku ini sebagai pemanasan, saya rasa sangat tepat.
No comments